Saat aku memelukmu, saat itu pula aku takut. Aku takut kehilanganmu dan ga bisa nikmatin kenyaman seperti saat ini.
Saat kamu hapus air mata aku, saat itu juga aku takut. Aku takut kamu yang akan jadi penyebab air mataku menetes.
Dan sekarang... Ketakutan ku terjadi, kamu bukan lagi yang selalu peluk dan menghapus air mata aku disaat aku sedih.
Kamu bukan lagi malaikat yang bisa bikin hati aku tenang.
Kamu bukan lagi tisu yang selalu bersedia untuk menghapus air mata aku.
Tapi sekarang, kamu adalah....
Aktor yang telah berdrama di kehidupan ku, aku ga nyangka kamu bisa
tega nyakitin aku. Dan aku ga nyangka kamu jadi alasan aku untuk
menangis.
Tapi tetap...
Selama hati ini masih sakit, selama itu pula aku masih cinta sama kamu.
Selama air mata ini masih menetes, selama itu pula kamu masih
tersimpan di hatiku, karena kamu masih cukup berarti sehingga aku rela
untuk meneteskan air mata ini karenamu.
Sesakit apapun hati ini, setega apapun kamu, Kalo hati ini masih
memilih mu, dan masih cinta. Aku ga akan bisa bilang kalo "Aku udah bisa
lupain kamu" walaupun bisa, pasti air mata ini ga akan bisa untuk aku
tahan. Karena hati ga bisa bohong, air matalah yang bisa menandakan
keadaan hati yang sesungguhnya.